Hi..It's Me....

My photo
Juwana - Jogjakarta - Jakarta
I'm Happy Mom..but still have to learn for everything to be a good mom, good wife, nice person and others...

Friday, September 30, 2011

MATOA

Tidak seperti biasanya Ibu datang ke Jakarta bawa oleh-oleh Matoa. Matoa yang katanya pemberian dari temennya dan hanya memetik di belakang rumahnya. Satu plastik berisi kira-kira 5 kg itu dibawanya hanya untuk menyenangkan kami. Maklum Matoa ini adalah salah satu buah kesukaan aku dan suamiku. Dari satu plastik itu kubagi-bagikan ke mertua, kakak dan kubawa ke kantor. Siapa tahu ada temen di kantor yang belum pernah merasakan buah ini.

Matoa adalah buah khas asli Papua dan sekarang sudah bisa di dapatkan di daerah kampung halamanku. Rasa buahnya manis dan ramai antara rasa buah leci, kelengkeng dan rambutan. Aromanya seperti antara durian dan kelengkeng. Buahnya berbentuk bulat melonjong, kulit licin berwarna coklat kehitaman atau hijau-kekuningan. Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum. Bijinya seperti biji durian tapi mungil.

Nah, temen-temen jika mau merasakan Matoa, kita nggak usah repot-repot ke Papua, datang saja ke kampung halamanku.

Wednesday, September 28, 2011

JAM USANGKU

Siapa yang nggak kenal merk NIKE? Harga jam seperti ini kalau di pasaran waktu pas aku kuliah tahun 2000 sekitar 650 ribu – satu juta. Selalu ditaruh di etalase sport station mall malioboro dan jadi bahan lirikan hampir semua pengunjung disana. Setiap aku jalan kesana, pasti selalu berpikir bagaimana caranya membeli ini. Maklum untuk ukuran aku waktu kuliah, hal yang tak mungkin untuk membeli jam semahal itu. Untuk urusan makan di kos saja aku harus selalu target maksimal 2000 perak untuk skali makan. Pikiran untuk membeli itu selalu saja ada di benak pikiranku hampir berbulan bulan. Untuk keinginan memiliki itu, aku sering utarakan ke sobatku, Nur.
Waktu aku lagi asyik-asyiknya nonton, tiba tiba Nur datang ke kosku bawa jam itu. Ternyata temen kuliahnya sering jualan-jualan kayak sepatu, jam dari merek-merek ternama. Langsung Nur nawarin ke aku “Mpok, kamu mau nggak beli jam NIKE yang kamu pengenin?” persis plek tapi ada goresan dikit di talinya? Harganya 350 ribu. Ada temen kuliahku nawarin. Spontan aku langsung jawab “MAUUUU…. !!!”. Tapi…sempet berpikir sejenak bagaimana dapat duit untuk bayarnya? Aku langsung balik tanya “ Nur, kapan bayarnya? Bisa 2 mingguan lebih nggak? Aku pengen sekali tapi nggak ada duit!” . Nur pun langsung jawab: “Iya bisa tadi dah aku tanya, tapi nanti pake uangku dulu 100 ribu untuk tanda jadi ya, nanti bayarnya 2 minggu, OK?” . Akhirnya jam itu dikembalikan ke temennya sampai aku bisa menebusnya dalam 2 minggu. Alhamdulillah, Nur adalah temen paling baik yang selalu menolong terutama disaat aku kehabisan duit waktu kuliah, kadang ngutang duit dulu untuk makan sampai nunggu kiriman duit datang dari ibu .
Waktu itu langsung cara akal pintar bahwa aku harus jualan sesuatu dan harus dapat untung secepatnya. Saat itu emang tugas kuliah aku lagi banyak banyaknya. Aku kadang harus bolak balik ke toko buku untuk membeli kertas dan alat tulis (hampir tiap hari, red). Toko “MERAH’ adalah target setiap mahasiswa karena toko tersebut terkenal dengan harga murah. Pada saat aku lagi menunggu pegawainya, aku sempet lihat lihat stiker. Aku langsung kepikiran apa aku harus jualan stiker ya untuk mendapatkan jam NIKE itu?? Langsung aku lihat di balik label stiker itu ada nomor telpon distributornya. Harga stiker tersebut berkisar 1 – 3 ribu tergantung besar kecilnya.
Setiba di kos, aku langsung hubungi distributornya. Ternyata smua ukuran besar dan kecil stiker harganya semua sama yaitu 500 perak. Tetapi untuk membelinya harus datang ke rumahnya. Rumahnya ada di daerah Wonosari. Langsung sore itu juga, aku kesana dengan membawa uang 100 ribu. Sesampai disana, banyak aku jumpai stiker lucu. Langsung uang 100 ribu itu dapat 200 stiker berbagai macam ukuran. Kalo satu stiker rata-rata dapat untung 1000 perak berarti aku sudah untung total 200 ribu. Wah untung yang besar, smoga laku seketika.
Setiba di kos, saya langsung punya akal bagaimana untuk menjualnya. Langsung aku kontak saudaraku di kampung untuk menjualnya di lingkungan SMA / SMP. Bagiku, untuk ukuran ABG pasti lagi seneng-senengnya koleksi barang lucu. Aku kasih sodaraku untung 250 perak saja. Dan walhasil, dalam tiga hari sekejap stikerku langsung habis. Aku suruh kirim uang hasil penjualan itu ke aku lagi untuk re-order. Dan aku bisa ambil 200 stiker lagi. Dan aku langsung kirim lagi ke saudaraku. Alhamdulillah dalam waktu dua minggu, aku bisa ngumpulin uang lebih dari 350 rb. Akhirnya aku bisa menebus jam itu dalam dua minggu juga.
Sekarang jam itu sudah rusak dan rapuh. Tetapi masih kusimpan di kotak plastikku. Sampai akhir hayatpun, ku ingin menyimpannya dan ingin kuceritakan ke anak cucuku. Smoga mereka dapat mengambil inti dan manfaat dari ceritaku diatas.

KURNIA BINTI HARTI FATIMAH BIN SUMADI

Nama diatas adalah nama yang layak disandang oleh aku dan sahabat dekatku "nia". Suatu cerita kebetulan dan unik yang terjadi di hidupku. Kalau diuraikan satu persatu dari nama diatas terdiri dari empat nama, 1. KURNIA, 2. HARTI, 3. FATIMAH, 4. SUMADI. Lalu apa keunikan dari nama tersebut? Mari aku uraikan di bawah...

1. KURNIA, nama lengkap yang diberikan oleh kedua orangtuaku dari kecil adaalah KURNIA ASTRI FATIMAH. Sewaktu SMP, guru dan teman-temanku selalu bingung atas nama KURNIA, masalahnya ada dua nama di dalam satu kelas yaitu antara namaku dan nama temenku. Nama yang lain itu adalah KURNIA HARTANTY. Nia panggilan sehari-harinya, adalah temen deketku mulai dari kelas satu smp sampai sekarang. Setiap kali guru dan temen-temen bingung, kami tinggal jelasin untuk lihat nama belakangnya saja untuk membedakannya.

2. HARTI, nama tersebut adalah nama ibu kandungku. Saya baru sadar pas waktu ibu saya menanyakan ke saya bahwa ibunya Nia itu adalah namanya HARTI juga. Setelah kucrosscheck ma Nia bahwa benar itu adalah nama ibunya yang dikasih nama dari orang tuanya dari lahir. Dua nama sama yang kusadari pas kelas dua smp. KURNIA BINTI HARTI ^_*

3. FATIMAH, ibu saya naik haji pada tahun 1992. Kalau di kampung biasanya sedatang dari mekah, para haji harus dikasih nama tambahan islam di belakang/depan namanya. Ibuku waktu itu nggak mau susah-susah cari nama. Langsung ibuku pakai namaku FATIMAH di belakang namanya, HARTI FATIMAH nama hajinya. Sewaktu SMA sekitar tahun 1997, ibunya Nia naik haji juga. Begitu selepas kedatangan dari Mekah, ibunya bingung cari nama belakangnya. Akhirnya ibunya disarankan Ustadznya untuk memberi tambahan FATIMAH. Waktu itu aku iseng nanya ke Nia, nama hajinya apa?? HARTI FATIMAH, jawabnya. Hlah kok sama lagi ya??? itu nama dikasih ustadz, bukan mengada-ngada agar sama. Ya kebetulan saja...

4. SUMADI, Suatu saat aku lagi cerita-cerita ke Nia pada waktu jam istirahat masalah keluargaku, seingatku itu pas kelas tiga SMA. Salah satu topik cerita itu bahwa kalau aku main ke rumah mbahku orang-orang selalu nanya macam2. Maklum saya jarang main ke rumah mbahku. Karena mbah dari ibuku ini berjauhan dari tempat tinggalku. Mereka banyak bilang.."ini cucunya SUMADI ya?". Langsung spontan Nia kaget..."Apa? SUMADI?" hlah itu kan nama mbahku juga. Itu bapaknya dari Ibuku. Hloh kok sama juga?? hahahahahha.
Herannya lagi, pas waktu kakak pertamaku nikah, istrinya namanya juga ENI. Padahal kakak kandungnya Nia, namanya juga ENI. Gludak....Satu nama yang kebetulan lagi. Nah loh..dah 5 nama yang sama kan akhirnya.